Dibuat Oleh : ATIKAH HARDIANA
Kelas : 2EA21
NPM : 19210563
Mata Kuliah
: Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen : Sri Waluyo
Topik
Makalah : Dampak Globalisasi Terhadap
Pendidikan di Indonesia
Fakultas Ekonomi Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Dampak Globalisasi
Terhadap Pendidikan di INDONESIA”. Makalah ini diharapkan mampu membantu kami
dalam memperdalam mata pelajaran kewarganegaraan dalam kegiatan belajar. Selain
itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi
warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena materi ini disajikan
mengarah pada terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Oleh karena
itu, makalah ini diharapkan agar bangsa Indonesia memiliki sikap yang kritis
terhadap situasi dan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang selalu berubah. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca.
Jakarta, 01 Mei 2012
Penyusun
Atikah Hardiana
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
PENGERTIAN
Globalisasi adalah keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar
kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
I.2 LATAR BELAKANG
Arus
globalisasi yang semakin pesat telah membuat jarak antar Negara seakan tak
berarti lagi. Pada masa sekarang ini, tak sulit untuk anak nelayan terpencil
mengetahui kejadian robohnya gedung WTC di America Serikat dalam hitungan jam.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat sebagai dampak dari globalisasi ternyata
juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan Indonesia. Home schooling, virtual
learning dan program-program pendidikan import lainnya yang mulai diterapkan di
Indonesia sebagai akibat dari cepatnya akses internet. Globalisasilah yang
telah memberikan insipirasi-inspirasi baru tersebut untuk mengadopsi
program-program pendidikan dari luar Indonesia.. Belum lagi musim internasional
yang akhir-akhir ini melanda Indonesia, Pengadaan sekolah-sekolah bertaraf
internasional sedang booming digalakkan. Tidak hanya pada tingkat sekolah
menengah bahkan taman kanak-kanakpun telah di program menjadi sekolah bertaraf
internasional. Les bahasa inggris, mandarin, computer semua tersedia di
sekolah. Fenomena tersebut tak lain, adalah akibat dari globalisasi.
Perubahan
kurikulum pendidikan yang berkali-kali juga merupakan dampak dari pesatnya arus
globalisasi. Pesatnya arus globalisasi menyebabkan pemerintah harus bergerak
cepat mengubah kurikulum pendidikan yang lama yang dianggap ketinggalan jaman
dengan kurikulum yang baru yang dianggap sesuai dan mampu menjawab tantangan
global. Hal ini, dikarenakan dunia pendidikan adalah salah satu sector penting
dalam suatu Negara yang menopang berdirinya suatu Negara. Kehancuran dunia
pendidikan merupakan langkah awal kehancuran suatu Negara. Kegagalan bangsa
Indonesia di masa lampau mempertahankan kedaulatan negaranya, dikarenakan pendidikan
rakyatnya yang lemah.
I.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan indonesia.
2. Untuk
mengetahui sikap masyarakat pendidikan dalam menghadapi globalisasi yang
berdampak pada perkembangan dunia pendidikan Indonesia .
BAB II
PERMASALAHAN
1.
Bagaimanakah dampak globalisasi tehadap dunia pendidikan Indonesia ?
2. Sikap apa yang harus diambil oleh
masyarakat pendidikan indonesia terhadap globalisasi yang berdampak pada
perkembangan dunia pendidikan indonesia?
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Globalisasi
Istilah
Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang
menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan
transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah
revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Kata
"globalisasi" sendiri diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Maksudnya lingkupnya meliputi seluruh dunia. Menurut John Huckle,
globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan di
salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu
dan masyarakat di daerah yang jauh.
Sementara
itu, Prijono Tjiptoherjanto mengemukakan bahwa konsep globalisasi pada dasarnya
menagcu pada pengertian ketiadaan batas Negara. Berdasarkan pendapat tersebut,
sehingga globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengintegrasian
manusia dengan segala macam aspek-aspeknya kedalam satu kesatuan masyarakat
yang utuh dan yang lebih besar.
Mitos yang
hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan
membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati
diri suatu bangsa. Hal ini dipertegas oleh pernyataan yang berbunyi, “Sebagai
proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.” (Sujiyanto,
2007:97). Untuk itu, Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
B.
Globalisasi dan Pendidikan
Pendidikan
di sekolah pada masa lampau berarti guru. Guru sebagai pusat atau sumber utama
dalam pendidikan. Bahkan sayling Wen menuturkan bahwa “guru mampu mempengaruhi
pemikiran seorang siswa, cara pandangnya, dan perilakunya seumur hidup.”
(Sayling Wen, 2003:100). Tetapi sejak globalisasi masuk ke Negara-negara dunia
termasuk Indonesia, kedudukan guru bergeser. Guru tak lagi menjadi pusat dalam
pendidikan. Kemajuan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan
hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1. Proses Belajar Mengajar Tradisioanal. Guru Sebagai
Sentral Ilmu Pengetahuan
Di zaman
yang berbeda-beda, tuntutan terhadap talenta dan spesialisasi individu juga
berbeda-beda. Zaman agricultural adalah masa bekerja keras dan mencari nafkah
lewat kerja fisik. Zaman industry menuntut standarisasi dan tidak menekankan
kualitas dan talenta individual. Tetapi zaman internet, seperi sekarang ini,
merupakan zaman untuk membebaskan kualitas-kualitas individu yang sering
tertindas di zaman industry. Sehingga perlu pendidikan perlu mengadakan system
perubahan. Jika tidak, belajar di sekolah bisa menjadi upaya sia-sia tanpa
maksud dan tujuan yang jelas. Untuk itu, revolusi-revolusi baru telah
diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia, termasuk pengubahan kurikulum dari
kurikulum 1994, guru sebagai pusat pembelajaran menjadi kurikulum berbasis
kompetensi dan kurikulum satuan tingkat pendidikan dengan penerapan CBSA (cara
belajar siswa aktif), yaitu siswa diikutsertakan dalam proses belajar mengajar.
2. Siswa dituntut berperan aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dampak
Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan
Dalam dunia
pendidikan Indonesia , globalisasi membawa banyak dampak dan efek. Dampak
tersebut tak hanya bersifat positif tapi juga berdampak negative.
Dampak
Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Pengajaran
Interaktif Multimedia
Kemajuan
teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia
pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang
berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.
Apabila
dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana
atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer.
Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi.
3. Penyampaian Materi dengan bantuan komputer
Dalam
fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk
sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat
mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak
langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh,
tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad
(2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui
stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan
hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,
mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
Perubahan
Corak Pendidikan
Mulai
longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi
dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak,
membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan
perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa
perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis.
Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri
yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Kemudahan
Dalam Mengakses Informasi
Dalam dunia
pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet
dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan
serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat
tinggalnya.
Pembelajaran
Berorientasikan Kepada Siswa
Dulu,
kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang,
kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan
pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan
secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan
KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa
dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang
memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya
mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya
melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga
mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
4. Pembelajaran yang Berorientasikan Siswa. Siswa
diajari menemukan konsep-konsep sendiri.
Dampak
Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Komersialisasi
Pendidikan
Era
globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan
sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait
menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia
pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan
pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya
ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind
dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka
memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John
Micklethwait, 2007:166).
Kasus kampus
UTS tahun 2008 lalu, merupakan bukti nyata kemrosotan nilai-nilai luhur dalam
pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa harus mengikuti
proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya sekolah-sekolah swasta
elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan
yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena mereka menyodorkan terobosan
dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang yang tak sedikit jumlahnya.
Bahaya Dunia
Maya
Dunia maya
selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat
memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang
berpengaruh negative bertebaran di internet.
Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya.
Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun
mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra,
alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009
lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan
sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan
“facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
Ketergantungan
Mesin-mesin
penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan
pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak
bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
D. Sikap
Masyarakat Pendidikan Indonesia Terhadap Globalisasi
Berdasarkan
pembahasan pada sub bab sebelumnya, globalisasi merupakan sebuah keniscayaan.
Selalu
menampakkan
dua wajah yang berbeda, yaitu globalisasi yang menampakkan wajah positif dan
dampak negatif.
Dampak
positif dapat diterima untuk menambah daftar kekayaan dalam dunia pendidikan
Indonesia. Sedangkan untuk dampak negative, Menolak dan menghindarinya
sangatlah tidak mungkin dilakukan, yang bisa dilakukan adalah mengeliminasi dan
mereduksi dampak negative tersebut. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi
terhadap dunia pendidikan Indonesia, diperlukan sikap tegas dari masyarakat
pendidikan itu sendiri, yaitu:
Menjadikan
Pancasila Sebagai Acuan Pancasila selain sebagai landasan ideologi bangsa
Indonesia, juga berperan sebagai filter. Pengaruh-pengaruh dari luar Indonesia,
disaring. Kemudian dikalasifikasikan kedalam dua golongan :
Golongan
pertama adalah golongan yang sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa
Indonesia. Golongan pertama ini merupakan golongan yang diterima dan
dikembangkan, agar benar-benar sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa
Indonesia.
Golongan
kedua adalah golongan yang tidak sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa
Indonesia. Sehingga perlu ditindak lanjuti untuk mengurangi bahayanya bagi
bangsa Indonesia. Menjadikan Pelajaran-Pelajaran Moral sebagai Pelajaran Wajib Pelajarn-pelajaran
yang menjurus pada pembekalan moral dan perbaikan akhlak (seperti pendidikan
agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan) hendaklah dijadikan pelajaran
wajib dalam penyusunan kurikulum. Sehingga siswa tidak hanya dituntut pandai
dalam keilmuan atau spesialisasi dalam bidang-bidang tertentu tetapi juga
memiliki moral dan akhlak yang baik yang tercermin pada setiap tingkah laku
maupun ucapannya.
KESIMPULAN
Globalisasi
merupakan suatu proses. Tidak terjadi secara spontan. Globalisasi ditandai
dengan kaburnya batas geografis antar Negara. Dunia menjadi seperti sebuah
kompleks perumahan. Sehingga informasi sekecil apapun dapat tersebar dengan
segera. Geliat globalisasi tak hanya terlihat dalam dunia ekonomi, teknologi,
komunikasi, transportasi serta politik Indonesia , tetapi juga mulai masuk
dalam dunia pendidikan Indonesia. Globalisasi tak hanya membawa angin segar
terhadap dunia pendidikan Indonesia karena telah memberi inspirasi kepada
masyarakat pendidikan Indonesia untuk menciptakan terobosan-terobosan baru
serta kemudahan-kemudahan dalam pengajaran. Tetapi juga memberikan
dampak-dampak yang harus segera dihentikan agar tak semakin melebar bahayanya.
Untuk mengatasi dampak-dampak negative tersebut diperlukan sikap tegas yaitu
dengan menjadikan pancasila sebagai filter yang mampu menyaring setiap pengaruh
dari luar yang masuk ke Indonesia serta memberikan bekal moral terhadap
siswa-siswa agar tak hanya pandai dalam suatu bidang keilmuan tetapi juga
berakhlak.
DAFTAR PUSTAKA
nice artikel mbak
BalasHapusijin copas yahh..lagi butuh jg materi ini..